“YA !!! Apa-apaan kamu ini? Jangan pernah kamu pegang tanganku lagi ! Arraseo ! Jadi sekarang lepaskan !” aku tidak dapat berpikir jernih. Aliran darahku seolah mengalir lebih cepat menyebabkan suhu tubuhku meningkat dan wajahku mulai memerah. Untungnya aku membelakangi Kyuhyun sehingga dia tidak mungkin melihat wajahku yang memerah ini. Ini bukan merah karena malu ataupun tersipu. Ini karena aku marah !!!
Aku menarik tanganku dengan kasar tanpa menoleh ke arahnya. Tapi, tangan itu terlalu kuat. Kekuatan tangan itu dalam menggenggam pergelangan tanganku sangat kuat. Kyuhyun menahan pelawananku. Saat aku mulai menyerah, dan tidak mencoba menarik tanganku, dapat kurasakan genggaman itu pun melemah sampai kemudian Kyuhyun benar-benar melepas tanganku.
Aku yakin dia mengetahui bahwa aku mulai terisak. Hah, bodoh ! Kebiasaanku adalah saat marah adalah pasti dibarengi dengan tangisan. Hampir selalu seperti itu.
Tampaknya tangan Kyuhyun tidak bisa diam. Kini tangannya menyentuh pundakku, kemudian membalikkan tubuhku agak aku menghadap ke arahnya. Aku terlalu lemah dan letih untuk melawan. Aku masih menunduk dalam tangis, dan kembali tangan itu bergerak. Ya, Kyuhyun menarikku dalam pelukannya. Hangat.
***