Senin, 19 Desember 2011

It's Not Like a Movie (Part III)



Aku terdiam di kelas ini sendiri. Bingung bagaimana harus berjalan menuju dormitory. Aku juga tidak membawa handphone. Karena memang dilarang membawa handphone saat sedang training kecuali ketika di kamar. Aku tidak menangis. Aku cukup tegar untuk menghadapi hal sepele seperti ini. Apa lagi oknum yang sedang kuhadapi adalah Kyuhyun. Dia memang sudah terbiasa membuatku kesal. Tapi sampai kapan aku akan berdiam diri di sini? Sampai besok pagi kah? Jas kyuhyun masih kusampirkan di atas pahaku. Please aku mohon ada seseorang datang menyelamatkanku.

Tak lama kemudian kudengar langkah kaki mendekat.

“Minumlah. Ini teh hangat. Kamu pasti kedinginan banget ya?”
“Heh?”

Kyuhyun. Dia, kenapa dia datang lagi? Bahkan kali ini membawa secangkir teh hangat yang pasti di dapatkan dari mesin minuman yang ada hampir di tiap koridor gedung trainee ini. Wah, tidak kuduga dia sanggup bertindak manis seperti ini.

“Aku kira kamu meninggalkan aku.”
“Mwo? Aku Cuma pergi sebentar membeli teh ini. Itu, kamu pucat sekali.”
“Ah, cincha?”
“Hmm, mianhae..” sejenak Kyu menyibak poni ku dan meraba keningku. Kemudian membandingkan suhu tubuhku dengan suhu tubuhnya. Dia juga menyentuh keningnya sebagai perbandingan. “Hangat. Sedikit demam sepertinya.” Kemudian dia merapihkan kembali poniku yang agak lepek karena kehujanan. Wajahku memerah. Dan sepertinya dia dapat melihat perubahan gerak-gerikku.
“YA ! Gak usah  geer ! Ini adalah bentuk solidaritas aku. Kubuktikan bahwa aku bukan makhluk apatis seperti yang biasa kamu katakana. Itu saja ! Tidak lebih !”
“Ah, pusing..” tiba-tiba aku merasa sakit sekali di bagian kepalaku.
“Benar-benar menyusahkan ! Kamu harus segera kembali ke dorm untuk mengganti pakaian dengan yang kering dan hangat kemudian istirahat. Naiklah !” kyuhyun kini jongkok didepanku sambil membelakangiku.
“Anniyo, biar aku jalan sendiri aja. Kamu bantu pegangin aku aja.”
“Lama ! Pasti jalan dengan kaki terkilir seperti itu akan lama. Kau mau menbuang waktuku lagi hah??! Kajja !”

Akupun dengan terpaksa menuruti perintahnya. Daripada di tinggal lagi, pikirku dalam hati. Kyuhyun hari ini baik sekali. Tapi tetap menyebalkan. Apa dia tidak bisa bicara lebih halus dan sopan?

“Aku tegaskan sekali lagi. Ini bukan apa-apa oke ! Jadi gausah ge-er !”

***

Aku kini sudah berganti pakaian dan sudah berada di balik selimut hangatku. Kyu sudah pergi kembali ke kamarnya di dorm. Dan ketika Kyu mengantarku sampai pintu depan kamarku, seisi kamar heboh terutama Victoria. Iiisshh, pertanyaan bertubi-tubi dilontarkannya. Untung saja ada Yoon Shi yang memotong pertanyaannya dan mengatakan bahwa aku harus beristirahat lebih banyak dari sebelumnya.

Setelah tertidur cukup lama, malam hari aku terbangun. Ada salep di pinggir kasurku. Setelah membaca sedikit kardus salep itu, ternyata itu untuk obat anti nyeri dan untuk melemaskan otot atau urat yang terkilir. Setahuku di kotak P3K kamar ini, kami tidak punya salep semacam ini. Oh, mungkin teman-temanku membelikannya saat aku tertidur. Aku usapkan sebagian ke pergelangan kaki kananku yang terkilir. Kemudian aku kembali tertidur.

***

Hari ini cuaca sangat cerah. Kakiku masih sedikit sakit tapi aku sudah bisa berjalan dengan lebih baik. Saat hendak sarapan aku menghampiri Yoon Shi.

“Makasih ya salepnya. It’s really work !”
“Mwo? Salep? Oh, salep yang dititipkan Kyuhyun?”
“Hahh? Apaa? Itu dari Kyuhyun?”
“Ne, kemarin saat Pil Sook mengantarmu ke kamar, sebelum pamit dia mengeluarkan salep itu dari saku celananya.”
“Cincha?? Aigoo, orang itu..”
“Care banget ya. Hehe..”
“Tapi tetep aneh kalo dia lagi baik kayak gitu.”
“Dia suka kamu?”
“Hahaha, anni..annii.. Gak sama sekali..”

Aku mengambil roti panggangku kemudian segera menonton TV bersama Victoria.

“Hari ini masuk?” Vic bertanya padaku ketika melihatku sudah rapid an siap berangkat.
“Yupp..”
“Kalo sakit mah gausah di paksain Vi, ntar kalo tambah parah gimana?”
“Aku masih ada kelas music hari ini. Kalo kelas dance mungkin aku akan ijin.”
“Bener gapapa?”
“Ne, gwenchana, hehe..”
“Btw, itu kemaren kamu beruntung banget ampe digendong terus dianter pulang ama Kyuhyun. Omo~~ Namja tampan itu.. Hahaha, haruskah aku terjatuh di depannya agar dia mau menggendongku juga?”
“Paboya..”
“Hahaha, becanda.. Anyway, mau berangkat bareng? Pil Sook ama Yong Shi hari ini Cuma ada 1 kelas dan itu pun jam 1 siang.”
“Baiklah..”

***

Memasuki ruang kelas, aku mendapati sosok Hangeng berada di kerumunan para lelaki. Seorang dari mereka menoleh kearahku dan segera berseru..

“Hey, kenapa kakimu? Kok pincang?”
“Hehehe, kemarin kepeleset..”

Hangeng pun ikut menengok kearahku. Segera ia meninggalkan kerumunan dan berjalan cepat kepadaku.

“Kok masuk? Emang udah mendingan kakinya?”

Belum sampai Hangeng tepat di depanku, tapi sudah ada orang lain yang jongkok, kemudian meraba pergelangan kaki kananku.

“Kyu? Hari ini kelas music juga?”
“Yupp.. Tapi emang gapapa nih kamu masuk? Istirahat aja dulu kali. Gak usah keras kepala. Kaki kan aset juga. Kamu gabisa menari kalo kaki kamu tambah parah.”
“Gwenchana? Ada apa ini? Kenapa bisa begini?” Hangeng ikut bergabung dalam pembicaraan.
“I’m oke. Cuma keseleo dikit gausah berlebihan..”
“Cih ! Berlebihan apa?” Kyu memilih untuk meninggalkan kami kemudian duduk di kursi paling belakang dan kembali bermain dengan PSP-nya.
“Gausah dimasukin kedalem hati.” Hangeng menghiburku.
“Ne..”
“Kenapa bisa terkilir?”
“Aku jatuh saat mencari Kyuhyun kemarin. Kebetulan lantainya memang licin dan sepatuku basah, hehe..”
“Aiishh, lain kali harus lebih berhati-hati.”
“Okeyyy bosss.. Hihihi..”

Mr. Shin datang dan kelas pun di mulai. aku duduk di barisan sebelah kiri kyuhyun, 2 kursi didepannya. (Hehe, can you imagine?) Aku menengok kearahnya berharap dia menengok kearahku juga. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih padanya. Tapi ternyata dia sedang fokus pada pelajaran. Kali ini kami belajar nada piano. Tumben sekali dia fokus. Aku kembali memperhatikan Mr. Shin mengajar dan tidak menengok kearah Kyuhyun lagi, karena aku rasa akan percuma.

***

“Kyu, hmm.. Yang kemarin itu, aku ucapkan terimakasih banyak ya.. Salepnya juga makasih..”
“Lupakan ! Itu bukan masalah.”
“Latihan hari ini…..”
“Hari ini gausah latihan. Aku sibuk. Ada kelas sampai malam. Lain kali saja. Sementara aku kasih tugas dulu ya.”
“Mwo?”

Kyuhyun melambaikan tangan sambil berlalu. Bayangnya semakin jauh dan menjauh sampai akhirnya dia benar-benar lenyap dari pandanganku. Laganya udah seperti seorang guru vokal sungguhan yang member tugas pada siswanya. Aiihh, minggu depan kan ada test vokal lagi. Bisa mati aku kalau masih belum ada kemajuan juga.

“Temenin ke lapangan basket yuk !”

Bisikan berupa ajakan terdengar dari belakangku. Hangeng.

“Mau ngapain? Main basket?”
“Mau berenang. Hahaha. Ya jelas lah aku mau main basket. Aku ada pertandingan kecil. Emang ada kelas lagi hari ini?”
“Engga ada sih. Tapi aku~~”
“Kajja !”

Hangeng menarik lenganku sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Aku ada tugas dari Kyuhyun. Emosinya pasti akan meledak kalau tau aku tidak berlatih sendiri dan justru malah teriak-teriakan di lapangan basket member dukungan pada Hangeng dan timnya.

“Hei, bukankah kamu pernah menjadi anggota cheerleader? Jangan Cuma teriak-teriak ! buatlah sebuah gerakan !” Tae Won berseru padaku.
“Shireo ! Gak ada tim ! Malu kalo sendirian, hahaha.. Hwaiting !!!”

Aku larut dalam pertandingan. Seru sekali. Dan tim Hangeng-lah yang menjadi pemenangnya. Kami mengadakan perayaan kecil-kecilan. Hanya kumpul di taman dan makan-makan cemilan sambil berbincang. Semua cemilan dibiayai oleh tim Hangeng. Kira-kira ada belasan orang ikut berpartisipasi. Seru sekali.

“Aku dengar kalian dekat sekali.” Ucap salah satu diantaranya padaku dan Hangeng.
“Jangan-jangan mereka berpacaran.” Ucap yang lainnya.
“Hahaha, terserah deh kalian mau bilang apa, kami hanya bersahabat,” Hangeng menjawab sambil tertawa.

Aku menatapnya. Iya, kami hanya sahabat. Aku meyakinkan diriku. Tapi sungguh aku tak bisa membohongi perasaanku. Hatiku. Ada semacam chemistry yang lebih dari sekedar sahabat bagiku. Apakah Hangeng tidak merasakannya? Aku pun dapat merasakan kalau Hangeng memiliki rasa yang sama dengan yang kurasakan. Apakah dia sengaja menyembunyikannya? Malukah pada teman-temannya? Atau mungkin takut pihak manajemen mengetahuinya, lalu kami akan ditendang keluar dari daftar trainee SM.Ent.

Ya, memang ada semacam peraturan bahwa trainee tidak boleh memiliki kekasih baik orang dalam maupun orang luar. Karena dikhawatirkan akan memecah konsentrasi para trainee itu sendiri. Dan jika pihak manajemen mengetahui bahwa seorang trainee memiliki kekasih, maka manajemen berhak untuk menghentikan orang tersebut sebagai trainee. Di keluarkan. Begitulah.

Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan Hangeng? Aku yakin aku menyukainya. Tapi bagaimana dengan dia? Apakah feeling-ku benar bahwa ia juga memiliki rasa yang sama dengan yang kurasakan? Jika iya maka kami memang harus menguburnya dalam-dalam jika kami mau melanjutkan dan menggapai cita-cita kami sebagai entertainer.

***

“Besok libur. Lumayan kita bisa jalan-jalan nih.” Vic berkata sambil tangannya asik memasak.
“Iya, bener banget. Kalian mau pulang?” Tanyaku pada Yoon Shi dan Pil Sook.
“Anni. Kalo kalian mau, aku bersedia menjadi tour guide kalian besok.”Pil Sook menjawab.
“Cincha? Asiiiikk..” Victoria berlompat-lompat kecil.
“mianhae aku gabisa ikutan. Ada sepupuku yang menikah kebetulan. Lain kali aku pasti gabung ya !” sayang sekali Yoon Shi tidak bisa ikut.

Kemudian soup kimchi pun tersaji. Victoria memang paling ahli memasak. Untuk bekal jalan-jalan besok pun kami mengandalkan dia untuk menyiapkan segalanya. Dan dengan senang hati dia bersedia.

***

Setiap weekend kami biasanya memang libur tapi hanya di perbolehkan keluar dorm sampai jam 8 malam. Tapi libur kali ini kami boleh bermalam di rumah, ataupun pulang keesokan harinya. Pokonya lebih bebas. Tapi tetep dilarang untuk pergi ke club malam.

Kami memilih Istana Changdeok sebagai tujuan. Perjalanan kali ini amat menyenangkan. Walaupun kali ini tanpa YoonShi. Ahh, sungguh disayangkan. Aku dan Victoria mengambil beberapa foto. Saat kami hendak berfoto bertiga,

“Minta tolong ke orang aja untuk foto-in kita bertiga. Kalo selca gak keliatan istananya.”
“Tapi siapa, vic..” Pil Sook kebingungan.
“Siapa aja yang lewat. Hei bukankah itu Kyu si tampan. Dia bersama dengan Hangeng dan ada seorang wanita juga. Isshh, siapa ya itu?”
“Hangeng !” aku sedikit berteriak.

Hangeng menengok tepat kearah kami. Kemudian dia dan seorang wanita berjalan menghampiri kami disusul oleh Kyuhyun yang terlihat malas membuntuti di belakang keduanya.

“Ovi, Victoria, Pil Sook, kalian kesini juga?” hangeng bertanya ramah.
“Ne !” Victoria menjawab semangat.
“Kamu kok bisa ama kyuhyun? Dan kalo boleh tau siapa wanita ini?” aku bertanya hati-hati.
“Kenalkan ini Liliana, adikku. Kebetulan ia sedang berkunjung. Dan Kyu, aku memintanya untuk menjadi tour guide bagi kami.”
“Hahaha, sama denganku Kyuhyun-shi.” Pil Sook tersenyum pada Kyuhyun walaupun oknum yang bersangkutan tidak peduli sama sekali.
“Bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama?” Hangeng menawarkan.
“Setuju !” Victoria menjawab semangat. “Tapi bisakah kau memotokan kami bertiga sebelumnya? Hhehe..”
“baiklah..” Hangeng pun mengambil kamera kami dan menghasilkan beberapa jepretan untuk kami bertiga.

Kami pun melakukan perjalanan bersama. Semakin ramai, semakin seru dan beruntung cuaca hari ini terang benderang mngikuti suasana hatiku. Deg ! Lagi-lagi tangan ini menahanku berjalan. Tangan Kyu. Kini aku berjalan dibelakang, bersamanya.

“Wae?”ucapku ketus.
“Emang kakinya udah gak sakit?”
“Ya, sudah sembuh kyuhyun-sshi. Terimakasih atas bantuannya.”
“Aku bukan mau mendengar ucapan terima kasihmu. Apa kau berlatih kemarin?”
“Tentu saja.” Aku terpaksa berbohong karena aku tidak mau merusak liburanku dengan mendengar omelannya.
“Bohong !” kemudian langkahnya dipercepat dan menyusul gerombolan didepan. Dan lagi-lagi dia meninggalkanku sendiri.

Tapi darimana dia tau kalau aku berbohong ya? Tadi ucapanku, mantap. Tidak terdengar berbohong sama sekali. Apa ada yang mengadukannya? Atau… Ah ya ! Dia pasti melihatku ! Dia bilang dia ada kelas sampai malam, dan aku pun selesai perayaan kemenangan basket saat malam hari. Mungkin dia melihatku. Aisshh, bodohnya aku !

Selanjutnya kami makan bersama di salah satu restoran tradisional korea. Kyuhyun dan Hangeng berasal dari dua keluarga berbeda. Keduanya terlihat canggung satu sama lain. Namun terlihat bahwa Hangeng selalu berusaha membuat bahan pembicaraan.

“Gomawo, Kyu untuk hari ini. Padahal seharusnya mungkin kamu sudah bisa menyelesaikan level akhir permainanmu.”
“Gwenchana. Kebetulan mataku sepertinya butuh refreshing.”
“Nah, kan.. Kebanyakan main game sih.. Hahahaha.. Hap !!”

Harusnya reaksinya adalah marah-marah sambil menatap dingin padaku. Tapi disaat aku tertawa lebar, Kyu justru memasukkan segumpal samgyupsal kedalam mulutku, menghentikan tawaku. Kini gentian dia yang tertawa terbahak-bahak bersama yang lainnya.

Baru kali ini aku melihatnya tertawa selepas ini. Hahaha. Aku sebenarnya ingin mengamuk, tapi melihat tawanya aku menjadi ikut tertawa sambil menyunyah samgyupsal ukuran jumbo yang ada di mulutku. Kemudian hangeng memberikan tissue padaku untuk membersihkan sisa-sisa yang ada di dagu dan pipiku. Aigoo, ini baru cowok gentle ! Aku berkata dalam hati.

Jalan-jalan kali ini telah berakhir. Aku dan Victoria kembali ke dorm. Kyu dan Pil Sook pulang kerumah masing-masing. Sementara Hangeng dan Liliana menginap di hotel. Today was amazing ! Jjang !!! Daebak !!!

***

Seperti biasa aku dan teman-teman kembali mengikuti training. Tidak ada yang berbeda. Kelas dance adalah kelas favorite ku walaupun aku kurang suka tutornya. Selesai kelas aku kembali membuat janji dengan Kyuhyun. Aku harap kali ini dia tidak ada urusan lain. Aku benar-benar membutuhkan pelajaran ekstra H-seminggu ujian test vokal.

“Hari ini mau temani aku latihan basket?” Hangeng kembali muncul dihadapanku.
“Ottoke? Aku mau banget.. Tapi aku harus memastikan jadwal latihan vokal-ku dulu..”

Kyuhyun pun segera muncul di hadapan kami berdua.

“Hari ini apakah kamu ada waktu untuk memberikan latihan vokal?”
“Apakah muridku bertambah? Hyung, yang benar saja. Apa kau mau latihan denganku juga? Mengurus satu anak ini saja sudah membuatku sulit. Jangan mempersulitku, jebaall..”
“Ahaha, anni. Aku kebetulan ingin mengajaknya menemaniku latihan basket kalau ternyata dia tidak ada latihan vokal denganmu !”
“Eeiitss, tidak bisa hyung ! Mohon maaf ! Hari ini dia akan latihan bersamaku..”
“Begitu kah? Baiklah, akan kutunggu sampai selesai..”
“Mwo??!” aku terkejut. Dan aku tidak terkejut sendiri. Aku terkejut berbarengan dnegan Kyuhyun.
“Andwae, aku malu kalau ada yang mendengar aku berlatih vokal.” Aku sungguh malu dan tidak percaya diri. Bahkan konsentrasi ku bisa pecah jika ada Hangeng disini.
“Ne. dengerin suara dia itu ngeselin. Berulang-ulang, tapi tetep salah, haiisshh..”
“YA !! Kenapa membongkar kekuranganku dihadapannya?”
“Hahahahahaha..” Hangeng justru tertawa terpingkal-pingkal melihat perkelahian kami. “Sudah-sudah.. Baiklah. Aku akan pergi. Aku tunggu kamu di lapangan basket ya.. 1 jam doang kan latihan vokalnya? Aku tunggu pokoknya ya..”

Hangeng akhirnya meninggalkanku hanya berdua dengan lelaki bernama Kyuhyun ini. Kali ini aku berlatih dengan serius. Aku ingin Mrs. Lee melihat perkembangan teknik vokalku. Penyanyi. Vokal adalah kunci dan modal utama. Dan kali ini aku juga tidak mau mendengar ocehan Kyuhyun yang menyebalkan dan menyakiti hatiku. Aku akan buktikan bahwa aku memiliki kemampuan.

Dan, Yapp ! Kali ini aku tidak banyak mengulang.

“Wooaaa, hari ini kemajuan teknikmu lumayan, Vi. Begini terus dong. Biar gak nyusahin aku.”
“Hehe, gomawo..”
“Apa kau berlatih di dorm?”
“Ya, Pil Sook membantuku berlatih di dorm.”
“Baguslah..”
“Oke, aku pamit ya.. Makasih hari ini Kyu.”
“Buru-buru sekali. Karena dia kah? Hangeng kah? Harus segera menyusulnya kah? Tidak boleh datang terlambat untuk menemui Hangeng, tapi boleh datang terlambat jika menemuiku. Begitukah? Sepenting itu kah Hangeng bagimu? Apa kau meyukainya?”

Pertanyaan bertubi-tubi meluncur dari kedua bibir Kyuhyun seperti tanpa rem. Tapi jenis pertanyaan ini sangat menyudutkan-ku.

“Bukan hak mu untuk bertanya seperti ini padaku. Ini urusanku.”
“Oh, ya. Lalu bagaimana kalo aku memintamu untuk tidak menemuinya dan tetaplah disini bersamaku. Maukah?”

Deg ! Pertanyaan ini juga tidak selayaknya diajukan oleh seorang Kyuhyun padaku. Aku memilih untuk tidak menjawab dan segera pergi meninggalkannya. Tapi lagi-lagi.. Tangan iku menahanku. Tangan itu lagi-lagi merangkul pergelangan tanganku. Membuat langkahku terhenti.

***
To be continue..


# hahahaha.. beginilah part 3 kubuat.. aku berusaha memperbaiki kecerobohanku dalam menulis part 2 nyah.. Ngaku aja deh, jujur.. Part 2 itu ancuuuurrrr banget kan? Aku aja sedih bacanya. Bukan karena ceritanya sedih. Tapi gara-gara aku ngerasa itu bener-bener gak bagus.. Hahahahahaha..

# kali ini aku coba bikin gak sambil ngantuk kayak semalem, hehe.. Gimana? Yang ini suka gak?

# cinguuu (OPI) Dugeun-dugeun gak? Hahaha. Cieee, ama hangeng ama kyuhyun. Tapi jangan seneng dulu. Cermati kembali judul FF ini apa, hehe (bocoran dikit buat clue..)

So, APPAKAH Ovi akan tetap menemui Hangeng? ATAU justru dia akan tetap di kelas memenuhi permintaan Kyuhyun? Jangan kemana-mana tetap di Opera-si Saecar.. *kemudian hening, krikk krikk* See you~~~

5 komentar:

  1. aw aw aw seruuuuuuuuuuuuuuuuuuuu....
    terakhirnya bikin gemessss... waaaaaaa #menggilau

    BalasHapus
  2. eh eh liat juga noh FF temen gw si haci . asamimichiyo.blogspot.com :D

    BalasHapus
  3. wahahaha.. alhamdulillah kalo ada yg sukaa..
    saya akan berusaha menjadikan cerita ini lebih mengenaskan.. ups.. menggemaskan maksud sayah..
    wuahahahaha

    BalasHapus
  4. ah, gara2 lau gw jadi pengen bikin FF lagi kan tuh,, wkwkwkwk

    BalasHapus
  5. weleh-weleh..
    katanya tutup buku..
    hahaha.. lanjutin aje bohe..
    klo dah jd ksh tau gue ye.. ;P

    BalasHapus