Rabu, 31 Agustus 2011

Never Regret to Hate You (Part III)




Sambil terbata-bata tak banyak yang dapat kuucapkan.

“O..oppa..” masih dengan mata yang tak berkedip dan bibir yang gemetar.
“Ne, waeyo? Ahh, lupakan saja.”
“Andwae ! Oppa, apa itu benar?”
“Hhhhff.. Ne ! Tapii.. Ah ! Apa aku kelihatan bodoh mengatakannya? Ini pertama kalinya aku menyatakan perasaan pada seorang Yeoja, hehe.”
“Oppaaa..” aku menunduk, hamper menangis haru. Inilah yang kutunggu selama ini.
“Ah ! Gak usah kaku begitu ! Gwenchana kalo ternyata kamu tidak punya perasaan yang sama terhadapku. Aku tidak memintamu menjadi kekasihku kan? Toh aku hanya sekedar mengungkapkan perasaan..”

Deg ! Ah ! Apa maksudnya? Baru saja dia menerbangkanku ke langit, lalu tiba-tiba dia membuatku kebingungan sambil merangkul pundakku.

“Mwo? Maksudnya?”
“Iya. Mungkin kamu hanya menganggapku sebagai abangmu saja. Sedih memang. Tapi tak apa. Aku sendiri juga heran kenapa bisa mengucapkan kalimat bodoh tadi. Hahaha.”

Nyesss.. Tau rasanya? Ngerti kan? Bahkan dia tidak menanyakan bagaimana perasaanku padanya.

“Ah, sudahlah. Lebih baik kita pulang sekarang ! Apa kata orangtuamu kalau mereka tau aku memulangkan anaknya terlalu malam.”
“Wait…”
“Wae?”
“Oppa sarangeyo !”

Aku berlari kearahnya yang sudah berjalan kira-kira 3 langkah didepanku. Lalu memeluknya erat. Dan mengalirlah air mata itu.

“Mwo??” aku dapat merasakannya. Yesung terkejut dengan tingkah polahku. Ucapanku. Pelukanku. Tangisanku. Sejenak dia hendak melepaskan pelukanku.
“Andwae, oppa. Biarkan begini, sebentar saja. Jebaall..”
“Arraseo.”

Apa ya yang ada dipikiran Yesung saat ini? Dia pasti seneng deh ! Karena ternyata aku juga menyayanginya. Karena ternyata perkiraannya bahwa aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak adalah tidak benar. Hihi. Yang jelas kalau aku, aku bahagia sekali. Sampai menangis bahagia tanpa sadar. Hanya beberapa menit, kemudian pelukanku mulai mengendur.

“Tanti, mianhe. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan.”
“Maksud kamu?”

Aiiishh, ada apa lagi ini? Wajahnya tidak berseri bahagia seperti yang kubayangkan. Dia murung.

“Aku emang sayang ama kamu. Sayang banget. Dan aku bahagia banget pas tau kamu juga punya rasa yang sama ke aku. Tapi, ini gak semudah yang kamu bayangkan.”
“Wae? Fans? Kamu khawatir fans kamu bakal histeris sama aku? Oke, fine kamu gak ngakuin aku di depan umum aku gak masalah soal itu.”
“Anni.”
“Wae? Mungkin kamu justru khawatir aku cemburu ama fans kamu? Cemburu atas pelakuan baik kamu terhadap mereka? Engga. Aku gak akan kayak gitu. Just trust me.”
“Masalahnya gak se-simple itu, Tanti. Seandainya saja masalahnya emang se-simple itu.”
“Terus apa? Aku mana tau kalo kamu gak kasih tau?”
“Belum saatnya. Suatu saat kamu bakal tau sendiri kok.”
“Mwo? Terus kita gimana?”
“Gak ada yang berubah. Anggap aja hari ini gak pernah terjadi. Kita seperti biasanya. Sahabat, abang-adik, yah apalah itu !”
“Hah??”

Aku tak dapat membayangkan ini semua. Ada apa ini? Kenapa semuanya jadi begini. Malam yang begitu indah, tapi justru dia memintaku untuk melupakan malam ini? Berpura-pura malam ini tidak pernah terjadi? Aaiiiishh, cincha ! ini sungguh memuakkan !

***

Aku tidak dapat memejamkan mataku. Ini rumit. 5 tahun aku mengenalnya. Ini penantian yang panjang untuk sebuah pernyataan perasaannya selama ini. Baiklah. Dua orang saling mencintai tapi tanpa ikatan sama sekali. Setidaknya aku tau dia mencintaiku. Aku mencoba tersenyum sambil menutupi wajahku dengan guling.

Deerttt..derrrtt..

Ada sebuah pesan masuk ke ponselku. Siapa yang sms malam-malam begini?

Tanti, selamat malam. Lagi ngapain? Besok temenin ke toko buku yuk..

Ah ! Apa pula ini ! Orang bodoh ini ! Key-sshi ! Tak bisa kah kalau dia tidak menggangguku dulu. Kuputuskan untuk tidak membalas sms yang sama sekali tidak penting ini. Lalu setengah jam kemudian nada It Has To Be You mengalun dari ponselku. Ah, suara Yesung sungguh menenangkan. Tunggu ! Itu adalah nada dering ponselku ! Siapa pula meneleponku malam-malam seperti ini?

“Annyeong !”
“Annyeong, Tanti ! Kenapa lama sekali mengangkat teleponku? Dan kenapa gak bales smsku?”
“Mwo? Kamu ini kenapa sih? Gak punya jam emangnya? Ini udah malem woy !”
“Arraseo ! Tapi suara kamu aja gak kayak orang ngantuk sama sekali. Masih bisa marah-marah, masih penuh semangat ! Berarti aku sama sekali gak ganggu kan?”
“Aiissshh, sudahlah ! Aku jelaskan ya, besok aku tidak bisa nemenin kamu ke toko buku ! Engga. Bukan gak bisa, tapi emang gak mau ! Shirooo !”
“Wae? Jebal Tantiii, jebaaalll..”
“Shirooooo !!! Jangan maksa ! Aku lagi gak mood ! Lagi pula kenapa ngajak aku? Kamu pikir kamu siapa?”
“Aku? Aku Key dari SHINee ! Hahaha”
“Aiiishh.. ini sama sekali gak lucu !”
“Eh, tadi kamu bilang lagi gak mood? Yaudah, kalo gitu mendingan keluar dari kamar hotel ! Kita pergi bersama. Ottoke?”
“Mwoo??! Michosoo-yyaa !!!”
“Anni. Sekarang aku udah di depan hotel tempat kamu menginap. Aku tunggu di lobbi secepatnya !”
“Hahhh??? Eh, ini apa-apaan sih?”

Tutt..tuuuutt..

Key menutup teleponnya. Apa benar dia udah ada di bawah? Di lobbi? Ah, gak mungkin ! Dia si tukang pembual. Untuk apa aku percaya padanya ! Tidak akan aku percaya ! Huuufftt.. Tapi, saat kulihat keadaan luar melalui jendela, kacapun sangat berembun. Bahkan didalam kamar dengan penghangat ruangan seperti ini, aku masih merasa dingin. Di lobbi, walaupun tidak sedingin di luar, tapi pasti masih terasa dingin. Omooooo, untuk apa aku peduli ! biarkan saja lah !

***

Banyak hal tak terduga terjadi padaku malam tadi. Akhirnya aku bisa tertidur juga semalam. Yah, sekarang saatnya membeli beberapa snack. Cuaca sangat dingin sekarang ini. Aku melangkah keluar dari hotel. Tapi mendadak langkahku tertahan. Sebuah tangan sangat dingin seperti es, memegang tanganku dengan sangat erat. Lalu saat aku berbalik untuk melihat siapa orang ini, dia malah menarikku ke dalam peluknya. Deg !

Sesaat terasa hangat dan tenang. Padahal tangan yang menarikku dalam sebuah pelukan ini sangat dingin. Kucoba melepaskan diri. Seseorang dengan syal tebal yang hampir menutupi setengah mukanya, namun aku masih mengenali namja ini. Key ! Jadi benar dia di sini semalam? Benar-benar menungguku untuk jalan-jalan malam? Bodoh sekali ! untuk apa? Lalu apa maksud dari pelukannya ini?

“Ya ! Kenapa gak keluar kamar sama sekali ! Aku nungguin tau ! Dingin banget tauuu. Aiish, yeoja ini benar-benar tidak punya hati !”
“YA !!! Kenapa berteriak  dan marah-marah padaku hah??! Merusak pagiku saja ! Aku tidur semalam. Mana kutahu kalo kamu beneran nunggu di sini. Kukira kamu bohong. Sekalipun aku tau kamu emang di sini, aku emang gak minat untuk keluar !”
“Setidaknya berikan kabar.”

Hah? Yang benar saja. Mendadak dia melunak, seperti binatang buas yang sudah jinak dan menjadi manja pada majikannya. Aku benar-benar tidak mengerti dengan namja yang sedang ada di hadapanku ini. Kenapa tiba-tiba dia menjadi intens menghubungiku?

“Kenapa sms melulu? Ngajak pergi jalan, ampe nunggu di lobbi semaleman padahal dingin. Terus tadi kenapa meluk-meluk? Emangnya kamu pikir kamu siapa?”
“Dingin tantii. Refleks pas liat kamu keluar lift, langsung ngejar, terus meluk deh, hehe..”
“Aiisshh, aneh ! Jangan-jangan kamu tertarik padaku ya?”
“Ne !”
“Ne, arraseo, hahaha..”

Wajahnya riang. Senyum ceria seolah dia tidak merasakan dingin semalaman menungguku. Hahh??? Dia jawab apa? Ne??! Mendadak aku kembali bengong !

Aiishh, tanti ! Sadarlah ! Ingatlah ! Dia juga pernah mengatakan hal serupa ! Ingatkah kamu tanti, dia bahkan pernah mengajakmu berpacaran, lalu tertawa terbahak-bahak karena melihat wajahmu berubah sangat bodoh karena termakan tipuannya. Maka jelaslah kali ini dia akan menipumu lagi !

Aku segera menghentikan ekspresi bodohku saat bengong seperti ini. Lalu berlalu meninggalkannya !
Stay cool ! Begitu aku mencoba memaksa diriku.

“Eh, tunggu ! Udah semaleman nunggu, masa sekarang ditinggal? Mau kemana hey !”
“Pulanglah ! Mandi ! Ganti pakaianmu ! Apa kamu tidak kedinginan?”
“Anni. Ayok mau kemana? Aku antar.”
“Ahhh,, cincha ! Kamu sedang bermain-main denganku ya?!”
“Mwo? Kenapa selalu marah-marah? Aku kan baik-baik ngomongnya.”
“Pergiiiii… Pokoknya sana pergi ! Gak usah main-main sama aku !”
“Siapa yang main-main, aku serius kok.”

Matanya membulat. Wajahnya berubah serius. Gyeopta ! Tapi aku tidak akan tertipu, Key ! Kamu sedang bermain-main dengan orang yang salah.

“Ottoke? Aku antar oke? Kamu gak ada mobil kan di Korea?”
“Taksiiiiiii !!!!”

Aku memanggil taksi, lalu pergi bersama supir taksi, meninggalkan Key ! Dia meneleponku ! Segera ku reject ! Beres kan? Hehe, aku tersenyum puas..

***

Entah untuk kesekian kalinya, aku tidak bisa menghubungi Yesung. Handphone-nya sepertinya tidak aktif. Ah, oppa, waeyo.. Setidaknya hubungi aku balik jika sudah mengaktifkan hp, pliiisss. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan kejadian semalam. Dia mengatakan mencintaiku, lalu menyuruhku melupakan yang dia ucapkan. Ah, apa pula maksudnya.

Hari ini sepulang dari supermarket, aku berencana untuk mampir ke rumah Yonhwa. Aku ingin menceritakan semua keluh kesahku pada sahabatku itu. Yonhwa tau persis bahwa aku menyukai Yesung sejak awal aku mengenal Yesung di sebuah event yang diselenggarakan oleh perusahaan ayah Yonhwa. Ayah Yonhwa dan keluarga Yesung memang cukup saling mengenal dengan baik. Maka saat aku dan Yonhwa hadir, ayah Yonhwa memanggil kami berdua untuk berbincang bersama Yesung yang sedang sendirian tanpa teman-temannya pada saat itu.

“Ajaklah Yesung berbincang, kasihan dia daritadi hanya diam mematung mendengar pembicaraan kami (ayah Yonhwa dan ayah Yesung). Dia harusnya berbincang dengan yang sepantaran, hahaha.”

Aku ingat awal perkenalan itu sangat jelas. Dan Yonhwa dengan sengaja sering meledek kami sehingga kami salah tingkah pada saat itu. Seiring berjalan nya waktu, aku mulai menyukai Yesung dan Yonhwa pun amat sangat mensupport-ku. Dia yang memberiku nomor hp Yesung, dan dia yang kadang menjadi Mak Comblang bagi kami.

Ah, Yonhwa.. Gomawo sudah membawa Yesung dalam hidupku. Semalam amat membahagiakan, andai kamu tau itu Yonhwa, semalam Yesung menyatakan perasaannya padaku. Namun, semalam juga amat mengagetkan, Yonhwa. Bagaimana menurutmu, dia menyuruhku melupakan ucapannya itu. Ucapan bahwa dia menyukaiku.
Yonhwa, dimana kamu sekarang? Aku membutuhkanmu..

Aku datang ke rumahnya. Tapi dia sedang tidak di rumah. Seorang pembantu rumah tangganya bilang dia lagi ke mall bersama mamanya. Ottoke? Aku padahal butuh banget dia sekarang. Tapi yasudahlah. Aku mungkin lebih baik kembali ke hotel saja.

***

”Tantiiii…..”

Ah ! Suara itu lagi ! Dia masih di sini?

“Hey, ya !!! Benar-benar menungguku hah? Gak pulang? Gak mandi? Aaiisshh, jorok sekali namja ini..”
“Mwo? Gak liat? Aku udah ganti baju ! Aku udah mandi Tanti ! Bahkan aku sengaja check in di hotel ini juga ! Hehe, sengaja !”
“Freak !”
“Hah, apa?”
“DASAR, FREAK ! Langsung aja deh ! Mau kamu apa sih?”

Key tiba-tiba menjadi serius. Sesaat kemudian, di condongkan wajahnya mendekat ke wajahku sambil menatapku lekat. Aku bahkan dapat merasakan hembusan nafasnya. Jantungku ! Tidak dapat dipungkiri jantungku berdetak cepat ! Cepat sekali, dan semakin cepat ! Ahhh.. Apa yang sedang dilakukan namja ini? Aigoooo..

“Aku mau kamu menjadi kekasihku, Tanti !”
“Hahaha, gak lucu sama sekali Key ! Kamu mau mentertawakan aku setelah ini? Inget kejadian di taman? Aku gak bodoh ya, gak bakal aku kejebak ama playboy kayak kamu !”
“But I’m so serious ! would you?”
“Apa sih?”
“Aku serius, Tanti. Can’t you feel it?”

Key meletakkan tangaku tepat di dadanya.

“Hah ! Lucu sekali ! Mantan kekasih sahabatku mendekatiku? Memintaku menjadi kekasihnya? Haha, let me ask you first !”
“Anything ! You can ask anything !”
“Kalo emang ini serius, tell me you reason ! Kenapa aku?”

PLAAAAAKKK !!!!

Sangat mengejutkan. Sakit. This is real. But I wish it was just a nightmare. Oh, shit ! It’s damn real !

“Yonhwa? Kok ka-mu..”
“Shut up ! Hell yeah ! So sweet. Seorang sahabat atau mungkin lebih tepatnya seorang pengkhianat?”
“Hey, I can give you some reasons.. Ini gak kayak yang kamu pikir atau kamu lihat.”
“Forget it ! Kamu gak perlu jelasin apa-apa ! Semuanya udah jelas ! Jelas banget ! Seorang yang aku anggap sahabat, berpegangan tangan dengan mantan kekasihku ! Well, it’s ok ! Aku ama Key emang udah Cuma mantan sekarang ! Terus, kamu bisa berpegang tangan mesra, bertatapan dengan jarak yang dekat dan bahkan tadi aku sempat mendengar kata “kekasih”. Great ! kalian jadian? Selamat ya guys ! Kalian bermain dibelakangku?!”
“Key, please katakan sesuatu..”
“Cukup !”

Yonhwa mendorongku, lalu pergi. Aku ingin berlari mengejarnya. Tapi Key menahanku. Dia justru menarikku ke arah mobilnya lalu memaksaku masuk ke dalam mobilnya. Apa ini? Bahkan tidak ada kalimat pembelaan dari mulutnya keluar !

***

Yang tidak kuketahui saat itu bertambah. Aku tidak tahu kenapa Key tiba-tiba bersikap manis padaku. Aku tidak tahu kenapa Key menyukaiku. Aku tidak tahu kenapa Yonhwa ada di hotel tempatku menginap, bukankah dia seharusnya sedang di mall bersama ibunya? Dan aku tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang melihat perkelahian tadi, selain receptionist dan security tentunya. Sepasang mata itu terus menatap dari kejauhan. Dia melihat Yonhwa menamparku.

Aku tak tahu ada yang mengamatiku saat itu..

Dan, kemana Key akan membawaku? Kenapa dia tidak terlihat panik? Dia tidak merasa bersalah padaku? Pada Yonhwa? Kenapa aku justru melihat dia tersenyum puas? Key, I hate you !!!

***

To be continue lagiihh..



*gimanah? gimanah? aku bikin FF nya dikit-dikit yah? hahahaha.. kenapa gak langsung panjang aja? sengaja ! bikin penasaran !!! :p

padahal readernya gak penasaran.. -_____-"
(eh, kayak iya readernya banyak ! hehe.. pedehhh..)

oke, lanjutannya segera menyusul yuaaa..
perlahan tapi pasti !
;)

anyway, HAPPY IED MUBARAK.. ayo makan ketupattt.... (^__^)//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar