Kamis, 18 Agustus 2011

Sister's Sacrified (Part II)



Ryewook’s POV

Sebenarnya aku ingin sekali jalan-jalan dengan Silvi, ya seperti dulu. Kami sering bermain bersama. Tapi semua schedule ini membatasi gerak-gerikku. Ahh, sial !

“Kenapa kau hyung? Sepertinya bête banget gitu.” Kyuhyun tiba-tiba ada di sebelahku.
“Anni. Gwenchana.” Aku mencoba menjawab sekenanya.
“Bagaimana dengan Yeoja yang kau jemput saat kita latihan itu hyung? Bukankah sudah 6 tahun tidak bertemu? Apakah dia cantik hyung? Kenalin ke aku dong hyung, hehehe..”
“Wooo..enak aja !”
“Hahaha, biasa aja kali hyung ! Becanda doang kok. Iya aku inget kok, hyung pernah bilang dia itu cinta pertama hyung kan?” Kyu seperti meledekku.
“Sssstt, udah lama banget itu Kyu. Gak usah dibahas lagi.”
“Masih sayang?”
“Mwo?”
“Hhaha, ekspresinya udah ngasih jawaban !” Kyu tertawa terpingkal-pingkal.
“Ya, aku emang masih sayang dia. Tapi kayaknya dia gak pernah punya perasaan apa-apa ama aku Kyu. Dia cenderung ngejodohin aku ama adik kembarnya.”
“Wae? Kalo emang kembar ya gapapa lah hyung. Kan sama-sama gyeopta.”
“Bedalah. Adeknya childish banget. Aku gak suka. Lagi pula waktu masih kecil, yang sering menghibur aku kalo sedih itu ya Silvi. Bukan Selvi.”
“Ooo, arraseo.”
“Ottoke Kyu? Aku harus gimana nih? Aku akhir-akhir ini jadi gak konsen karena kepikiran terus.”
“Hyung, kamu kan superstar. Mana mungkin ada cewe yang menolak kita hyung. Itu gak mungkin.”
“Hahaha, pede gila looo !” aku tertawa kencang sekali membuat sekitar kami menengok kearah kami.
“Serius hyung. Coba deh di deketin lagi. Usaha pdkt nya lebih intens. Pasti berhasil.”
“Ahh, liat aja jadwal kita ! mana ada waktu !”

Ya, sebenarnya aku tau bahwa aku seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan Silvi. Dia, dia sudah membuatku tidak mampu berpaling ke yang lain walaupun 6 tahun kami tak bertemu. Oke, aku rasa aku ada sedikit waktu luang weekend ini. Aku gak boleh menyia-nyiakan kesempatan kali ini.

***

Seminggu kemudian..

SILVI’S POV

Ahh, cincha?! Wookie oppa ngajak aku keluar malam ini? Tapi dia bilang jangan bilang ama Selvi. Hmm, ada apa ya kira-kira.
“Annyeong, oppa..”
“Annyeong..”
“Tumben banget ngajak jalan.”
“Tumben? Dari dulu bukannya kita emang sering jalan ya?”
“Hehe, iya juga ya.”
Ya, kalo diingat-ingat emang dulu kami sering banget main bareng. Tapi itu kan dulu.
“Silvi makasih ya.”
“Mwo?”
“Gomawo..”
“Untuk?”
“Untuk ngehibur aku waktu tiap aku sedih.”
“Mwo?”
“sebelum 6tahun yang lalu. Lupa ya?”
“Omoo.. aku bukannya lupa, tapi itu kan udah lama banget oppa.”
“Hehe, iya. Tapi tetep aja itu berkesan buat aku.” Ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.

Deg ! Berkesan? Bahkan dia masih mengingatnya sampai sekarang. Dan sentuhan ini, walaupun dia membuat rambutku berantakan, tapi ini hangat sekali. Ahh, tidak, tidak. Aku gak boleh berlebihan. Bagaimanapun juga Ryeowook adalah lelaki yang juga disukai adikku.

RYEOWOOK’S POV

Lihatlah ! Bahkan saat aku mengacak rambutnya dia tetap terlihat cantik. Dan kehangatan ini, kehangatan ketika bersamanya, aku tak akan membuangnya. Aku akan mempertahankan ini.

“Oppa? Ih, senyum-senyum aja.”
“Eh? Hehe..”
“Oppa, besok Selvi bilang mau belajar masak ama nenek. Dan dia mau ngundang kamu. Kamu dateng ya ! ”
“Kamu gak masak?”
“Engga. Aku mah udah jago. Lagipula besok aku mau ngerjain tugas kelompok dirumah temen.”
“Oh gitu. Aku liat jadwal dulu ya. Gak janji.”
“Jebal, oppa.” Silvi memohon padaku. Untuk adiknya. Ah ! Menyebalkan.
“Kamu kan tau aku sibuknya kayak apa, Sil..”
“Ne. tapi kenapa sekarang bisa pergi ama aku? Terus kenapa gak ajak Selvi juga?”
“Itu..ituu..” ah, shit ! aku kehabisan kata-kata.
“Hahahahaha.. mikirnya gakusah segitunya juga kali.. aku becanda kok..”
“Eh, hahaha.. dasar !”

Sebenernya aku emang bingung cari jawaban bagus untuk pertanyaan kenapa Selvi gak diajak? Tapi untungnya dia segera menutup topic pembicaraan itu. Bersamanya sungguh tak ingin kuakhiri. Tapi sudah sore, dan aku ada meeting malam ini. Dengan terpaksa kami mengakhiri perjumpaan ini.

SILVI’S POV

Sudah ya? Ah singkat sekali. Oppa, sarange.. tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri.

“Ka, darimana sih? Aku kok gak diajak?”
“Eh? Engga kok. Aku Cuma ke toko buku.”
“Ama siapa?”
“Sendiri.”
“Idiihh, niat gila ka, ke toko buku sendiri. Setauku kaka gak suka pergi-pergi sendirian gitu.”
“Wooo, sotoy nih anak !”
“Hehe”

Selvi mengatakan rencananya untuk mengundang Ryewook oppa makan malam besok. Padahal kemaren dia juga udah cerita. Mungkin dia emang tertalu bersemangat. Hahh, yasudahlah. Aku harus mendukungnya.

***

Keesokan harinyaa..

SILVI’S POV

“Gimana , Sel? Wookie bisa dateng?”
“Mola, smsku gak dibales.”
“Mwo??”

Aku kaget bukan main. Bahkan sebelum aku turun dari kamar menuju dapur, aku masih sms-an ama Wookie oppa.

“Hmm, sabar aja. mungkin belom bangun.” Aku berusaha menenangkan Selvi.
“Ne, eonni. Tapi aku jadi gak semangat nih mulai masaknya.”
“Eh, gak boleh gitu. Aku pastiin dia abis ini bales sms kamu ya !”
“Yee, sotoy nih si kaka.”
“Hehe, yaudah aku mau kerumah temenku dulu ya.. Kamu semangat ya masaknya ! Hwaiting !”
“Mau kemana sih ka?”
“Rumah temen. Ngerjain tugas bareng.”
“Aaaaa.. rumah cowo yang waktu itu kaka certain ya? Siapa namanya? Onew?”
“Ne..”
“Asik deh udah punya gebetan baru kuliah seminggu.”
“Anniyoo.. We just friend, okay !”
“Cieeee..ciieeee…”
“Bodo, ah.. Daaa.. Nek, aku pamit yaa..”

Aku melangkah keluar rumah sambil menelpon Ryeowook.

“Annyeong..”
“Annyeong, wae? Kok tiba-tiba nelpon? Mau denger suaraku ya? Kan bisa sms aja, hehe.”
“Oppa, kenapa gak bales sms Selvi sih? Tidur? Gak mungkin kan? Jelas-jelas oppa juga sms-an ama aku.”
“Eh,, ituu. Akuu.. Aku gak bisa dateng kerumahmu entar malam. Tapi aku bingung bagaimana cara nolaknya. Aku takut dia kecewa.” Dengan jawaban ragu dia menjawab pertanyaanku.
“Cincha? Tadi pagi aku Tanya apa jadwal hari ini, kamu bilang kosong. Kamu bo-hong?”
“Annii-annii ini jadwal dadakan banget Sil, baru aja aku dibilangin ama manajerku.”
“Arraseo. Aku percaya. Tapi bales aja sms Selvi, plisss. Bilang baik-baik kalo kamu ada kegiatan. Mumpung dia belom mulai masak.”
“Ne, arraseo”
“Gomawo oppa, annyeong”
“Annyeong..”

***

SILVI’S POV

TING ! TOONNG !

“Annyeong..”
“Annyeong, Silvi..”
“Hehe, aku hampir nyasar. Oh, ini asrama mu?”
“Ne. Hehe, agak berantakan. Mianhe.”
“Ahh, never mind !”

“Owaaaa,, siapa itu Hyung?”
Aku sungguh kaget. Seseorang tiba-tiba muncul dan bersuara keras.
“Teman baruku. Kami satu kelas. Kenalkan namanya Silvi.”
“Silvi, ini Jonghyun.”

Aku berkenalan dengan Jonghyun. Dia ramah. Tapi jelas sekali bahwa dia adalah seorang player. Haha. Kemudian aku berkenalan dengan member lainnya. Taemin si brondong. Minho si cool. Dan Key yang merupakan ibu bagi keempat laki-laki ini. Haha. Suasana disini hangat. Mereka tidak sombong seperti layaknya artis lainnya. Ah, beruntung sekali aku berteman dengan Onew.

“Oke. Selesai !”

Tanpa terasa tugas kami selesai dengan cepat berkat bantuan member SHINee yang lainnya. Saat aku hendak pulang…

“Makan dulu aja Silvi. Aku udah masak nih.” Key menghadangku.
“Udah malem Key. Takut bisnya sepi.”
“Yaelah, gampanglah itu entar minta Onew anter pulang.”
“Mwo?” Onew membulatkan matanya, kaget.
“gak usah. Nanti jadi malah ngerepotin.”
“Ahh, cincha anak ini ! Mana bole membiarkan perempuan pulang sendirian.” Key memukul Onew menggunakan centong, membuatku tertawa geli.
“Arraseo ! Iya ntar aku anter kamu pulang ya Silvi. Sekarang makan dulu sebelum eomma ngamuk lagi..”
“Hahaha, ne.. Gomawo”

Akhirnya aku makan bersama kelima member SHINee. Kami makan sambil nonton TV. Ternyata ada interview Suju, LIVE ! Oke, Wookie oppa gak bohong bahwa dia ada schedule mala mini.

“Itu Ryeowook Hyung !” Onew menunjuk keTV sambil memandangku.
“Emangnya kenapa hyung?” Taemin bertanya.
“Itu, si Silvi suka ama ryeowook hyung lho !”
“Ahh, cincha??!” serentak keempat member lain bertanya.
“Anni.. itu aku cuma kenal ama dia aja. kebetulan dia itu anak temennya nan eomma.”
“Ah, yang bener?” Minho yang kalem pun ikut meledekku.
“Hahaha, sweaaar !”
“Ya, kali gitu. Iya juga gapapa Sil.” Key kali ini yang menggodaku.
“Engga kok, aku single lahir dan batin, hehe”

Akhirnya setelah makan dan ngobrol panjang lebar, aku minta ijin untuk pulang. Onew mengantarku pulang.


RYEOWOOK’S POV

Ah, sial ! Pemandangan apa ini? Aku melihat Silvi keluar dari asrama SHINee dan menuju parkiran bersama Onew-shi. Mereka terlihat akrab ! Bahkan Onew mengantarnya pulang. Ada hubungan apa diantara mereka?

“Yoboseo !”
“Yoboseo, wae oppa?” Silvi menjawab teleponku.
“Anni. Di mana kamu?”
“Baru aja aku sampe rumah. Wae?”
“Malam ini aku pulang ke dorm, gak ke rumah. Terus tadi aku liat kamu keluar dari dorm SHINee. Kamu kenal mereka?”
“Ne. Onew-shi itu temen sekelasku. Tadi kami mengerjakan tugas bersama.”
“Oh gitu.”
“Kenapa sih oppa?”
“Anni. Aku nanya aja. Hehe. yaudah kalo gitu selamat istirahat yaa.. Annyeong.”
“Iya. Annyeongg, gomawo”

Oh, hanya teman sekelas rupanya. Sepertinya aku terlalu berlebihan. Lagi pula aku kan tidak ada hak mengatur Silvi untuk berteman dengan siapa saja.

***

AUTHOR’S POV

Kini sudah cukup lama bagi Silvi untuk tinggal kembali di Korea. Sudah dua bulan. Hidupnya baik-baik saja. Hubungannya dengan Ryeowook berjalan baik. Sementara itu Selvi juga semakin dekat dengan Ryeowook, hal ini adalah permintaan Silvi pada Ryeowook agar dia mau bersikap baik pada Selvi.

Di kampus, Silvi juga tidak mengalami kesulitan dalam belajar dan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Sepertinya dewi fortuna berpihak padanya. Dia benar-benar bahagia selama dua bulan ini, walaupun kedua orangtuanya jauh di Aussie.

ONEW’S POV

Ahh, Silvi. Kau menyita perhatianku sejak awal kita berkenalan. Tapi apa dayaku? Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Omooo, aku bisa gila kalau aku terus memendam rasa ini. Tapi apakah aku akan merusak persahabatan yang sudah terjalin indah dua bulan ini? Apakah Silvi sudah memiliki lelaki lain di hatinya? Aku tidak akan tahu jawabannya sampai aku berani menyatakan perasaan ini pada Silvi.

Akhirnya aku putuskan untuk menyatakan perasaanku pada Silvi pada hari ini. Entah bagaimana reaksinya, aku pasrah saja. Aku memintanya menemuiku di Taman Tepi Danau. Hari ini aku bersemangat. Selama ini kami dekat, bahkan terlalu dekat untuk di katakana hanya sebagai teman. Aku pun optimis !

“Annyeong ! Kenapa tiba-tiba ngajak ketemu disini?” silvi muncul dihadapanku.
“Annyeong ! Iya. Soalnya tempatnya bagus.”
“Aiisshh, cincha ! kamu mah emang ada-ada aja deh.. Oke, terus kita mau ngapain? Kamu bilang mau cerita? Cerita apa?”
“Sini duduk dulu kali.”
“Arraseo. Mau cerita apa?”
“Jadi gini loh, akuu.. emm.. aku.. ah gimana ya? Bingung juga mau mulai cerita darimana. Gak jadi deh.”
Pletok !
Silvi menjitak kepalaku.
“Nyebelin banget kamu kalo ampe gajadi cerita. Aku udah jauh-jauh ke sini, terus aku Cuma dibikin penasaran ama cerita kamu. Awas kamu ya !”
“Ne.. ne.. arraseo ! Serius nih ya !”
Aku dapat melihat Silvi menatapku serius. Aku pun mulai bersuara..
“Aku, jatuh cinta !”
“Aiiisshh, namja kita yang satu ini bisa jatuh cinta juga rupanya, ha? Hahahaha..”
“Yee, denger dulu kali.”
“Ne.. lanjut !”
“Sarangeyo Silvi !”

Aku berucap mantap dan yakin sambil memberinya setangkai mawar merah dan sebuah boneka beruang sebesar bantal padanya. Dia terdiam. Aku tak tau apa yang ada dipikirannya. Apakan dia tidak suka dengan kejutan ini?

SILVI’S POV

Aku kaget mendengarnya. Dia sedang becanda kan? Tapi tadi dia bilang serius. Aduh, terus aku harus bagaimana? Dia itu sahabatku. Aku gak mau menyakiti perasaannya. Tapi aku juga tidak mungkin berbohong dengan berpura-pura menyukainya.

“Bisakah kita lebih dari teman?”

Nahlo, pertanyaan lanjutannya bikin aku tambah bingung harus bersikap apa. Haruskah aku bilang kalau namja yang aku suka adalah Ryeowook? Dia pasti kecewa. Aku gak mau persahabatan ini berakhir. Aigooo..

“Ini serius?”
“Serius Sil. Aku udah siap kok apapun jawaban kamu.”
“Hmm, mianhe Onew. Aku udah menyukai orang lain.”

Huufftt..
Aku melihatnya menghela nafas. Aku tidak tega.

“Aku kira kita memang sudah lebih dari teman bukan? Kita sahabat. Kita saudara. Hehe.” Aku mencoba mencairkan suasana.
“Boleh kutahu siapa yang kau suka?”
“……”
“Ryeowook Hyung kah?”
“…. Ne.” aku tertunduk.
“Oh, jadi itu benar. Baiklah. Kalo gitu sahabatku, kamu harus berjuang untuk Ryeowook ya !” onew tersenyum. Senyumnya yang selalu tulus menurutku.
“Are you oke?”
“Gwenchana. Aku harusnya sadar kalo kamu selama ini gak  mungkin suka ama aku. Hahaha.”
“Ya ! bukan begitu !”
“Yaudah si, gak usah teriak-teriak. I’m ok, alright?”
“Gomawo Onew-shi”

ONEW’S POV

Hahaha, optimis? Makan tuh optimis ! Ah, Ryeowook kamu sungguh beruntung hyung..

“Eh, tapi ini bunga ama bonekanya jangan dibuang ya. Harus tetep di simpen.”
“Ne, arraseo !”

Aku kemudian mengantarnya pulang. Hatiku berantakan, tapi aku berusaha tersenyum.

***

To Be Continue lagii…

Haha, ini gue moodnya mulai terbangun nih. Sehari aja langsung posting lanjutan cerita yang kemaren. Gimana? Gimana? Masih minat baca gak? Kasih aja kritik dan sarannya yaa..
Btw, silvi gimana? Kecewa gak ama FF bikinan akyuu. Maap ye cep kemampuan gue baru segini aje. Masih menimba ilmu ! Wikiiiiwww…

1 komentar:

  1. aaaa onew ama aku aja dehhhh eheheheh, suka ama cerita inihhhh

    BalasHapus